Jumat, 07 Juni 2013

" SOEKARNO "

                                                                                 

Kisah Soekarno babak belur digebuk sinyo Belanda saat main bola - Malam ini pertandingan persahabatan digelar antara Tim Nasional (Timnas) Indonesia Vs Belanda. Bila tidak ada kendala, sesuai jadwal pertandingan bakal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, pukul 20:30 WIB. 
Kisah Soekarno babak belur digebuk sinyo Belanda saat main bola
Pertemuan Timnas Garuda Vs De Oranje ini merupakan pertandingan pertama sepanjang sejarah sepak bola tanah air. Itu bila bicara sejarah sepak bola. Lain halnya bila sejarah yang lain.

Bicara sepak bola, terutama bila mengaitkan pertemuan Indonesia dengan Belanda ini, anda tentu ingat cerita Tan Malaka. Nama tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) itu sempat tersohor di Belanda karena keahliannya menggiring bola.

Ceritanya dimulai pada 1913. Waktu itu, Ibrahim Datuk Tan Malaka berusia 16 tahun. Dia melanjutkan pendidikan ke Rijks Kweekschool di Harleem, Belanda. Di kota itu dia sempat popular karena keahliannya mengolah kulit bundar.

Meski tingginya hanya 165 centimeter, ia beberapa kali membuat rekan-rekanya kagum karena ketangkasannya menggiring bola. Dua tahun di Harleem, Tan sempat bergabung bersama klub profesional Vlugheid Wint.

Di klub itu, remaja kelahiran Nagari Padam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897, itu dikenal sebagai penyerang andal dengan kecepatan luar biasa. Akhir 1916, Tan meninggalkan Harleem dan melanjutkan perantauannya di beberapa negara. Dia memutuskan kembali ke Nusantara pada 1919.

Waktu itu pada awal 1920-an, olahraga sepak bola juga tengah menjangkiti para sinyo Belanda. Ironisnya, orang pribumi dianggap sebelah mata. Tak sedikit pula orang pribumi harus gigit jari hanya untuk sekadar menyalurkan hobi sepak bola.

Lain ceritanya dengan kisah Bung Karno, Presiden Pertama Indonesia. Bung Karno diabadikan jadi nama stadion tempat pertandingan nanti dimainkan. Dulu, ketika kecil dan remaja dia rela babak belur bermain sepak bola. Tetapi, itu dilakukan bukan untuk hal konyol. Bung Karno rela babak belur demi harga diri bangsa.

Ibu Wardoyo, kakak kandung Bung Karno menceritakan betapa adiknya kuat mempertahankan harga diri bangsa dalam hal sepak bola. Dulu, anak-anak kecil termasuk Bung Karno tidak bisa bebas main sepak bola. Pada masa Bung Karno kecil, sepak bola memang cuma permainan anak Belanda.

Anak Bumiputera seperti Bung Karno tidak boleh ikut perkumpulan sepak bola. Namun, Bung Karno yang nekat dan pemberani suatu hari turun juga ke lapangan bola. Tentu saja yang diterima bukan bola, tetapi hinaan dan ejekan dari anak-anak Belanda. Dalam soal mengejek anak-anak bumiputera, anak Belanda memang "terdidik."

"Sejak masih berada dalam kain bedung anak-anak Belanda sudah dididik untuk mengejek anak-anak Indonesia," ujar Ibu Wardoyo dikutip buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka Antarkota.

Begitulah, ketika Bung Karno kecil nekat ikut perkumpulan sepak bola, dia diejek anak-anak berambut pirang yang menjaga pintu lapangan. "Hei kau Bruine. Hei anak kulit coklat goblok yang malang. Inlander! Anak kampung! Ngapain kau ke sini. Dan hahaha, rupanya kau lupa pakai sepatu. Dasar kampungan!" Begitu ejekan yang diterima Soekarno kecil.

Bung Karno panas mendengar ejekan itu. Dia marah. Dia ngamuk. Dia berkelahi dan dia kalah. Bung Karno babak belur dikeroyok. Itulah Bung Karno, dia rela babak belur main sepak bola, asal demi harga diri bangsa
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar